Friday, June 28, 2013

Sebuah Topeng Bernama "Alasan"

[caption id="attachment_779" align="alignnone" width="500"]Foto: weheartit.com Foto: weheartit.com[/caption]

Manusia itu suka mencari-cari. Mencari uang, mencari ilmu, mencari pacar, sampai mencari kepastian. Yang pasti semuanya berakar dari mencari kebahagiaan, dan rasa aman. Makanya nggak heran juga orang mencari-cari suatu hal yang mereka gunakan sebagai topeng yang memberikan mereka rasa aman (walau semu), yaitu alasan.



Misalnya orang yang sedang jatuh cinta. Ketika ditanya oleh orang yang dia suka, "Kenapa sih kamu suka sama aku?" Banyak yang mencoba menjawab dengan berbagai alasan, karena dia menenangkan, karena dia cantik, karena dia baik, karena dia selalu ada. Ada juga beberapa di antara mereka yang menjawab cukup dengan, "Jatuh cinta itu nggak perlu beralasan."

Satu hal yang gue percaya dari hal di atas adalah kedua-duanya itu cuma kedok. Ya, dalam wujud alasan.
Bahkan cinta yang tanpa alasan pun sebenarnya sudah merupakan suatu alasan.

Sederhananya, orang yang benar-benar sedang jatuh cinta, nggak akan tahu benar apa yang menyebabkan dia jatuh cinta. Dia cuma merasakan kupu-kupu beterbangan di perutnya. Bahkan dalam beberapa kasus gue ketika jatuh cinta, gue malah merasakan pterodactyl beterbangan di perut gue. Dan gue pun menjadikan itu alasan kenapa sekarang perut gue membuncit.

Mereka memang nggak tahu benar apa alasannya. Oleh karena itu, mereka mengada-adakan alasan cuma biar semuanya terdengar baik-baik saja, semuanya terdengar romantis. Padahal jauh di dalam benaknya, mereka bertanya-tanya, "Kapan tepatnya cinta ini datang?" Jawabannya: nggak tahu. Jadi pertanyaan itu memang bukan untuk dijawab.
Karena cinta bukan pertanyaan dan nggak harus dipertanyakan.

Cukup berikan waktu dan kesempatan, biarkan waktu membuktikan dengan segala tindakan.

Sama halnya dengan cinta yang datang tanpa diketahui, begitu juga dengan cinta yang nggak berbalas. Mereka yang cintanya nggak mendapatkan balasan nggak tahu benar gimana mereka nggak mendapatkan balasan atas cintanya. Apakah orang yang disuka itu sempat suka juga lalu ilfeel, apakah orang yang disuka itu sempat suka tapi lalu menemukan yang lebih dia sukai di sokok orang lain, atau apakah orang itu nggak pernah suka sama sekali? Kamu nggak tau jawabannya. Kamu cuma mencari-cari. Kamu kepo, stalking, kemudian menebak-nebak apa sebenarnya alasan dia.

Sama seperti kamu menebak-nebak, kamu juga akhirnya mencari-cari. Mencari-cari alasan apa yang tepat ketika ada orang yang nanya ke kamu, "Kamu gimana sama dia? Udah jadian?" atau, "Kalian deket banget, jadian yaaa?"

Biasanya kalimat-kalimat di atas dijawab dengan getir, "Nggak. Kita cuma temen tau," seraya melayangkan senyum palsu.

'Bukan siapa-siapanya dia' seringkali jadi momok menakutkan bagi mereka yang lagi jatuh cinta untuk mengartikan kode-kode yang ditangkap. Karena terlalu takut itu, akhirnya mereka pun terus memendam, dan beneran jadi bukan siapa-siapanya dia.

Biasanya juga, orang yang terlalu jatuh cinta tapi terlalu takut untuk mengungkapkan karena terlalu takut merusak kedeketan, akan punya topeng dalam wujud beribu alasan untuk membenarkan tindakan.

Mau sampai alasan keberapa kamu seperti ini? Membiarkan rasa yang muncul itu diam dalam kebinasaan.
Karena cinta kamu semu jika tidak dinyatakan.

8 comments:

  1. aku dulu pernah suka sama sahabat sendiri bang, kita deket bgt sampai aku suka dia dan berasumsi kalau dia jg suka aku. daripada larut dalam ketidakjelasan akhirnya temen aku nawarin diri buat nanyain perasaan doi ke aku. dan jawabannya ternyata dia cuma nganggep aku temen biasa. finally, skrg kita jadi jarang bgt sman dan ga sedeket dulu lagi. tp itu bener2 bikin hati lega bang. dan pertemanan masih berjalan dgn baik walaupun ga sedekat dulu :')

    ReplyDelete
  2. Bang.. aku boleh kan jadi secret admirer kamu ?? Selera nulis aku makin enak setelah baca tulisan & dnger sound cloud kamu :)

    ReplyDelete
  3. hai bang hehe gw cm pgn crht walo mngkn ini keluar dr postingan lo. gw dulu pnya shbt cowo deket bgt apa2 gw cerita ke dia & sbliknya. tp dia udh pnya pcr ,uda3th malah. dan pcrnya itu gsk gw deket sm dia. mereka bahkan prnh pts gr2 gw. lah pas pts dia nya itu mlh tmbh dkt sm gw. Eh tp bbrp bulan kemudian dia kaya ngejauh gt, ternyata pas gw selidikin mereka udh balikan. gw seneng tp jg sedih. senengnya krn gw gakan ngrasa brsalah lg, tp sdhnya gw jd jauh sm dia. tp gw gada prsaan apa2 sih sm dia, gw cm ngrasa khilangan aja sbg shbt. hehe sori ya ngalor nih gw alay dah panjang gini.

    ReplyDelete
  4. Cinta aku udah aku ungkapin depan orangnya sampe aku malu sendiri. Tapi apa hasilnya? Dia malah jadian sama orang lain.ha-hh

    ReplyDelete
  5. bang kok bener banget ya...

    ReplyDelete
  6. suka sama yang "karena cinta bukan pertanyaan..."

    ReplyDelete
  7. Gallant Tsany AbdillahDecember 10, 2013 at 2:07 AM

    bang, tanya dong.
    Aku akhir-akhir ini lagi seneng menuliskan banyak hal, entah itu cerita masa SMA atau bahkan apa yang ada dalam pikiran. Tapi ya gitu, masih harus dibantu dengan suasana, bisa itu waktu, tempat, atau mood. apa bener kalo penulis yang baik itu nggak perlu dibantu suasana tadi untuk bisa menuliskan idenya?(kalau itu aku pernah baca di status temen di Facebook). Dan di nyunyu bang oka juga pernah bilang kalo bikin tulisan itu harus ada garis besarnya, sementara aku lebih spontanitas aja. Menuliskan apa yang ada di pikiran.
    kalau begitu aku nggak bisa mencapai derajat penulis yang baik dong.

    ReplyDelete
  8. ini ngena banget dengan gue bang:') thanks postingannya keren

    ReplyDelete