"Abisnya dia baik sama aku. Kasian kalo ditolak."
Begitu kata salah seorang temen cewek gue, sebut saja Bella. Dia baru jadian sama pacarnya, yang sudah bersikap baik banget sama dia selama pedekate.
Cowoknya Bella, sebut saja Edward, sebenernya bukan tipe cowok yang diidam-idamkan Bella. Edward itu orangnya pendiem, culun, nggak ngetop di lingkungan kampus. Pokoknya bukan tipe Bella banget. Namun kenapa Bella mau sama Edward? Dia bilang seperti kalimat pertama dalam postingan ini.
Kayaknya fenomena penerimaan-cinta-karena-kasian ini udah banyak ya terjadi di sekitar kita. Kembali lagi ke budaya Indonesia yang sebenernya paling bikin makan hati. Iya, budaya 'gak enakan'.
Ketika kamu melakukan sesuatu karena gak enak, justru sebenernya kamu sudah melipat-gandakan kegak-enakan itu. Kamu bikin dirimu sendiri nggak enak karena melakukannya dengan kepaksa, dan dia gak akan enak karena sedang dibohongi, apalagi kalo sampe ketahuan.
Emang budaya gak enakan ini ada baiknya, jadi kita punya rasa kasian atau prihatin sama orang. Tapi, bilang "iya" ke orang lain itu gak selamanya baik. Dengan bilang "iya", orang yang diiyakan pasti akan bergantung sama kamu dan berharap lebih, belum lagi makan hati karena apa yang kamu iyakan nggak sesuai dengan intuisi. Malah, kalau dibayangkan dalam jangka lama, masalah ini bisa rumit.
Cara mengatasinya sebenernya sederhana: lakuin karena sesuai sama hati kamu dan berani bilang "nggak".
Jadi, semakin berani kamu bilang "nggak" [tentunya pada kondisi yang tepat], semakin kecil kemungkinan kamu makan hati.
demi apa coba.. ini aku alami beberapa tahun yang lalu. gara-gara budaya nggak enakan sekarang malah tambah nggak enak
ReplyDeletegue udh pernah bang dan gue namain kejadian gue itu dengan "bertaruh sama hati sendiri" tp skr udh engga doong
ReplyDelete