Sering Kali Kita yang Memperumit Masalah Sendiri

[caption id="attachment_221" align="alignnone" width="500"] Foto: internet[/caption]

Gue sudah lengkap dengan jas hujan, bahkan celana jeans panjang sudah digulung. Langit sore waktu itu lebih kelabu dari pasangan LDR (Long Distance Relationship) yang udah kangen karena lama gak ketemu tapi pas ketemu malah diputusin. Gue melaju melanjutkan perjalanan sambil senyam-senyum karena kali ini mengalahkan siapnya seorang ojek payung dalam mengantisipasi terpaan air yang bakal turun dari langit.

Berani Bilang "Iya" Berarti Berani Makan Hati

"Abisnya dia baik sama aku. Kasian kalo ditolak."

Begitu kata salah seorang temen cewek gue, sebut saja Bella. Dia baru jadian sama pacarnya, yang sudah bersikap baik banget sama dia selama pedekate.

Cowoknya Bella, sebut saja Edward, sebenernya bukan tipe cowok yang diidam-idamkan Bella. Edward itu orangnya pendiem, culun, nggak ngetop di lingkungan kampus. Pokoknya bukan tipe Bella banget. Namun kenapa Bella mau sama Edward? Dia bilang seperti kalimat pertama dalam postingan ini.

Pusar yang Tertukar

[caption id="attachment_195" align="alignnone" width="400"] Foto: @namimmo[/caption]

Yang sedang kalian lihat di atas bukanlah foto boyband baru yang terdiri dari dua orang cowok yang mengobral pusar di acara dangdutan calon kades di pasar.

Kita Harusnya Sudah Terbiasa Move On

Pagi ini gue mulai dengan makan potongan ayam yang gue sisakan semalam. Mungkin bagi orang, hal ini ngenes banget. Tapi di sisi lain, gue bersyukur bisa ngerasain keadaan kayak gini. Gue bisa tau gimana susahnya orang tua buat ngebiayain hidup.

Seandainya kuliah dan biaya hidup gue sekarang semuanya ditanggung orang tua, dan tiap gue mau apa-apa selalu dibeliin, mungkin gue gak akan sampai sini sekarang. Gue bakal males kuliah. Emang kembali lagi ke orangnya sih. Kalo gue mendingan susah-susah sekarang biar cepet ngerti, jadinya pas udah lulus nanti, gue gak kaget dengan keadaan kayak gini dan bisa belajar buat jadi lebih baik.

Blog Tampilan Baru dan Hal [Gak] Penting Lainnya

[caption id="" align="alignnone" width="500"] Gambar: Kristina B[/caption]

Gue kerasukan dan dapat ilham buat ngebenahin blog gue. Padahal sebelumnya gue udah punya blog dan tumblr. Tapi, sekarang gue pengen lebih 'memapankan' blog gue ini. Dan jadilah blog gue yang sekarang lagi kalian lihat ini.

Temanya sengaja gue bikin kayak gini, biar di bagian slider-nya gue selalu bisa promosiin karya-karya gue atau hal seru lainnya. Terus blog ini juga udah support mobile, jadi kalo kamu buka lewat handphone, langsung jadi tampilan mobile yang enteng. Kece deh pokoknya.

Urusan dengan Manusia Selalu Rumit

Urusan yang melibatkan manusia selalu rumit. Gak perlu sama dua, bahkan banyak manusia, urusan sama satu manusia aja udah bisa bikin kepala pusing tujuh trenggiling. Ya, urusan manusia, dengan logikanya, urusan manusia dengan hatinya.

Manusia itu aneh. Gak bisa hidup tanpa manusia, tapi setiap hubungan dengan manusia gak pernah sederhana. Jadi, manusia itu suka hal-hal yang rumit. Kita gak sedang membicarakan cewek. Semua jenis manusia itu rumit, ya meskipun cewek lebih rumit. Bayangkan ada makhluk dengan logika seperti cewek.

Dari Sitkom ke Nulis Skrip

Belakangan ini gue lagi demen-demennya nonton sitkom-sitkom di TV. Kebetulan TV di kosan nebeng sama ibu kos yang langganan channel berbayar.

Nah, awalnya gue suka nonton sitkom-sitkom ini gara-gara gak sengaja nonton "The Big Bang Theory". Bukan Big Bang yang dari Korea itu ya, yang dari Korea itu lumayan juga sih, tapi adek gue yang lebih suka. Gue biasa aja. The Big Bang Theory yang gue tonton adalah sebuah sitkom yang isinya 4 kutu buku, Leonard, Sheldon, Raj, dan Howard, plus 1 cewek cantik (dan sekarang nambah 2 sih, Bernadette dan Amy).